Tumbuh 27 Persen, BTN Naikkan Rata-rata KPR Jadi Rp 350 Juta
JAKARTA, propertynews - Bank Tabungan Negara (BTN) akan menaikkan rata-rata Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) menjadi Rp 350 juta dari sebelumnya Rp 250 juta. Kenaikan KPR tersebut mengikuti tren naiknya harga properti.
Menurut Direktur Konsumer BTN, Irman Zahiruddin menyatakan, saat ini rata-rata KPR untuk perumahan komersial mencapai Rp 250 juta. Namun, rata-rata KPR tersebut akan naik lagi tahun depan. "Pergeseran KPR ke atas karena kami lihat pasar besar," ujarnya, Rabu (12/12/2012).
Irman mengatakan, harga rumah juga semakin bertambah tinggi. "Sehingga, kami punya kesempatan masuk ke pasar yang lebih tinggi," ujarnya. Dengan harga rumah yang semakin tinggi, KPR yang naik pun dinilai wajar. Rata-rata KPR BTN juga sudah naik dari 2008 sebesar Rp 220 juta.
Pembiayaan perumahan di BTN masih didominasi rumah (landed house) dibandingkan apartemen. Meskipun, BTN akan fokus membiayai KPR untuk rumah dan apartemen.
Kredit perumahan masih mendominasi hingga 86,32 persen dari total kredit BTN pada September sebesar Rp 76,57 triliun. Kredit BTN mampu tumbuh 29,10 persen dari periode yang sama sebelumnya. Rasio kredit bermasalah tercatat mencapai 2,51 persen.
Irman Zahiruddin menambahkan, BTN menarget pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebesar 25-27 persen tahun depan. Pertumbuhan itu akan ditopang pasar properti yang diperkirakan naik pada 2013.
Pertumbuhan KPR dalam tiga tahun terakhir, katanya, mencapai 27 persen. Karena itu, pertumbuhan tahun depan diperkirakan masih bisa menyamai tahun sebelumnya. "Kami yakin pertumbuhan properti pada khususnya masih akan menggeliat tahun depan," katanya.
Rencana kenaikan BBM pada 2013 dinilai akan menggeser daya beli masyarakat pada rumah. Namun, Irman mengatakan pergeseran tersebut akan semakin kebawah sejalan dengan segmen KPR BTN. "Kalau dia turun ke bawah akan untungkan BTN karena kami di segmen bawah dan rendah," ungkap dia.
Penyaluran KPR BTN masih akan menyasar Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dimana BTN selama ini mengusai pangsa pasar hingga 90 persen. "Kami akan jaga pangsa pasar FLPP BTN diatas 90 persen tahun depan," ujarnya.
Dengan pangsa pasar FLPP yang besar, penyaluran KPR tidak akan terpengaruh sejumlah aturan pengetatan uang muka KPR. Hal ini karena uang muka FLPP hanya 10 persen. Sementara uang muka KPR biasa mencapai 30 persen.
Kredit perumahan masih mendominasi hingga 86,32 persen dari total kredit BTN pada September sebesar Rp76,57 triliun. Kredit BTN mampu tumbuh 29,10 persen dari periode yang sama sebelumnya. Rasio kredit bermasalah tercatat mencapai 2,51 persen.